Senin, 09 September 2013

DHN 45 Tawarkan Lima Strategi Atasi Kemelut Bangsa


DHN 45 Tawarkan Lima Strategi Atasi Kemelut Bangsa -

Denpasar (Metrobali.com)-

Ketua Umum Dewan Harian Nasional Angkatan 45 Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto menawarkan lima langkah strategis dalam mengatasi kemelut bangsa.

“Kelima langkah itu juga dilandasi kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila,” katanya di Denpasar, Kamis (15/8).

Seusai mendeklarasikan Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila (GNPP) di Monumen Perjuangan Bangsal, Kabupaten Badung, dia mengingatkan seluruh masyarakat dan elemen bangsa untuk bergotong royong dan bekerja keras.

Hal itu disertai dengan langkah pencerahan (dakwah), pembentukan kader-kader bangsa, membangun jaringan (kekuatan), mengadakan perubahan mendasar (sistem kenegaraan) dan konsolidasi (pembangunan).

Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto menilai, langkah tepat yang telah dilakukan Dewan Harian 1945 Provinsi Bali dengan pendeklarasian GNPP bersamaan dengan peringatan perjuangan perang kemerdekaan di Monumen Perjuangan Bangsa.

Untuk itu diharapkan mampu mewariskan jiwa kepahlawanan dalam menyelamatkan perjuangan bangsa antara lain menyangkut kesetiaan, berani, rela berkorban dan tidak mengenal menyerah.

Ketua Dewan Harian 1945 Provinsi Bali I Wayan Windia melaporkan bahwa pendeklarasian GNPP dilatarbelakangi Pancasila dan UUD 1945.

“Perjalanan bangsa terus berlanjut dan menghadapi berbagai tantangan zaman. Konsep keikhlasan telah bertransformasi menjadi konsep kepentingan. Konsep setia kawan telah bertransformasi menjadi konsep individualisme. Konsep berkorban telah bertransformasi menjadi konsep menerima,” kata Windia.
 AN-MB

Deklarasi Gerakan Nasional Pemberdayaan Pancasila

Jakarta (indowarta.co) - 
 
Bertempat di Gedung Juang Jl. Menteng Raya 31 Jakarta Pusat, Dewan Harian Nasional (DHN) 45 mendeklarasikan Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila. Deklarasi itu dilaksanakan di gedung Joang 45 Lantai 2 Jl. Menteng 31 Jakarta Pusat, Selasa (10/07).
 
"Tim telah mengkaji amandemen UUD 45, amandemen sudah menyimpang dari jiwa bangsa dan UUD 45. Kita kembali kepada UUD 45," kata Ketua Umum DHN 45 Jenderal TNI (Pur) Tyasno Sudarto.
Menurut Tyasno, gerakan itu bukan berarti tidak menerima perubahan, tetapi penyempurnaan itu tidak boleh menyimpang dari Pancasila dan roh pembukaan UUD 45 itu.
"DHN harus menggalang nasionalis sejati. Gerakan nasional kembali ke UUD 45 yang asli. Yang kita kembalikan adalah semua dan seluruh jati diri bangsa," tandasnya.

Dikatakannya, gerakan nasional pembudayaan Pancasila dilakukan melalui diplomasi dan massa aksi. Menurutnya dua jalan ini yang diharapkan dapat efektif membangun gerakan pembudayaan Pancasila.
"Gerakan nasional mempunyai pasukan di lapangan itu mempunyai mitra, berupa badan kerja sama, mahasiswa, pemuda, buruh, tani dan apapun untuk mengembalikan ke jiwa bangsa," tandasnya.
 
Lebih jauh dikatakan Tyasno, gerakan tersebut juga akan melakukan aksi perubahan terhadap hal-hal yang bertentangan dengan amanat UUD 1945 dan Pancasila dengan terlebih dahulu melakukan konsolidasi kesemua organisasi masyarakat yang ada.
“Surat Keputusan Presiden (SK) Nomor 18/2008/Hari Konstitusi menunjukan bahwa pemerintah mengakui bahwa UUD 1945 merupakan konstitusi. Tetapi kenapa di amandemen? Ini yang menyebabkan jati diri kita hilang. Penegakan hukum yang benar tidak hanya ditulis tetapi ditegakan dengan keadilan nurani, itu sekarang tidak ada,“ tegas Tyasno.
 
Dalam waktu dekat ini, Tyasno menambahkan bahwa GNPP akan dideklarasikan diseluruh wilahyah Indonesia. “Kami ingin hukum tidak diawang-awang saja, tetapi mengakar dibumi dan hati seluruh rakyat Indonesia,“ imbuh Tyasno.
"Gerakan ini harus membumi dan merakyat di bumi bangsa Indonesia. Kampanye ini harus serempak di seluruh Indonesia. Setelah di pusat deklarasi  menyusul di daerah-daerah," kata Tyasno. (Raya)

DHN 45 Prihatin Nilai-nilai Pancasila Mulai Luntur

JAKARTA, Indowarta.co --  KETUA Umum DHN 45, Jend (Purn) Tyasno Sudarto mengaku prihatin dengan perkembangan bangsa Indonesia saat ini, dimana Pancasila, UUD 1945, nilai-nilai budaya, dan kearifan lokal mulai meluntur. Ironisnya, nasionalisme yang mulai luntur ini digantikan oleh liberalisme dan kapitalisme global yang menjadikan Indonesia berada di bawah hegemoni asing.
 
Hal itu diungkapkan Jend (Purn) Tyasno Sudarto ketika mengunjungi kantor Yayasan Jati Diri Bangsa (YJDB), di gedung Aminta plaza  Jl. TB Simatupang Kav 10 Lantai 10 Jakarta Selatan.  Jend (Purn) Tyasno didampingi Sekjen DHN 45 Brigjen TNI (Purn) Abdul Salam Mustam dan pengurus harian, diterima Ketua Umum YJDB, Letjen TNI (Purn) Moetojib,  Ketua Dewan Pembina YJDB Jend TNI (Purn) Soerjadi Seodirdja, Ketua I YJDB, Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri serta pengurus lainnya.
 
Mantan kSAD ini melanjutkan, jika Pancasila dan UUD 1945 diberlakukan secara konsisten, kelompok yang pro kepentingan asing dan asing sendiri yang ingin mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia menjadi gelisah. Sebab, dalam pasal 33 UUD 1945 ditegaskan bahwa bumi, air dan kekayaan alam dikuasai  negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 “Sekarang ini sedang terjadi peperangan persepsi, antara yang menjunjung tinggi Kemerdekaan dengan kelompok yang ingin menguasai dunia dengan menguasai ekonomi dan energi,” tegas Jenderal lulusan Akmil tahun 1970.
Dikatakannya, para intelektual dan kaum terpelajar dinilai semakin terpisah dengan penderitaan rakyat. Kecerdasan mereka tidak digunakan untuk membela kaum lemah dan tertindas, tetapi untuk membela kepentingan asing. “Apa yang dianggap baik rupanya yang pro kepentingan asing,” cetusnya.
Hegemoni asing ini juga tercermin dari kekayaan bangsa yang dikuasai asing di mana 75 persen hasil investasi asing dibawa ke luar negeri. Tyasno mengaku tidak anti-kepentingan asing, selama hubungan yang dibangun tidak eksploitatif dan saling menguntungkan. Ia juga mengaku tidak anti-perubahan selama perubahan itu tidak menghilangkan jatidiri dan kepribadian bangsa. “Meski kami keras menyerukan kembali ke UUD 1945, bukan berarti kami anti-perubahan. Namun perubahan itu jangan sampai menghilangkan jatidiri dan kepribadian bangsa,” tandasnya.
Untuk menangkal semua hal yang menyebabkan situasi dan kondisi negara kita seperti saat ini, maka bangsa Indonesia harus kembali ke jatidiri dan budayanya sendiri.
Sementara itu, Letjen TNI (Purn) Moetojib menyambut baik kunjungan dan ajakan DHN 45 untuk bersinergi dalam upaya pembudayaan Pancasila, karena yayasan yang dipimpinnya sama-sama memperjuangan jatidiri bangsa yaitu Pancasila dan UUD 1945.
Moetojib yang mantan Kepala BAKIN (sekarang BIN), menjelaskan Yayasan Jati Diri Bangsa adalah suatu kumpulan anggota masyarakat independen, lintas suku, agama, ras, etnik, budaya dan kepentingan golongan, yang peduli atas situasi dan kondisi bangsa yang memprihatinkan dan menyadari, bahwa akar permasalahan bangsa Indonesia sebenarnya bersumber pada sikap dan perilaku kita sendiri sebagai anak bangsa.
“Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami ‘keprihatinan’ yang berkelanjutan, diawali oleh adanya krisis multidimensi di tambah dengan adanya bencana nasional. memang dalam masalah krisis multidimensi ada pengaruh dari faktor eksternal, tetapi sebab utama terletak pada diri kita sendiri, "manusia Indonesia". Menampilkan orang yang memiliki kepandaian, tetapi buta mata hatinya yang menyebabkan tidak bisa melihat kebenaran, sebagaimana ditunjukkan oleh penampilan cukup banyak orang-orang Indonesia,” jelasnya.
Orang-orang Indonesia saat ini condong menampilkan hal-hal yang bersifat semu dan tidak tulus serta tidak sungguh-sungguh (dapat disamakan dengan menggunakan kedok/Topeng), ini menunjukkan bahwa "Jati Diri" Bangsa Indonesia dapat dikatakan sedang redup, pudar, bahkan "hilang". Inti permasalahan dari kesemua itu adalah tidak adanya keteladanan, pungkasnya.
Kedua organisasi akhirnya sepakat untuk bersinergi dalam mensosialisasikan jati diri bangsa,  berupa Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia, disegala kehidupan masyarkat. (Mad’s)

Sabtu, 07 September 2013

JAKARTA, Indowarta.co   -
   Ketua Dewan Kehormatan DHN 45, Jend (Purn) Try Sutrisno meminta Dewan Harian Nasional (DHN) 45 dan jajaran didaerah, untuk membantu aparat keamanan dalam menciptakan suasana kondusif demi mendukung suksesnya Pemilu 2014.

Demikian disampaikan Try Sutrisno ketika memberi sambutan pada Rapimnas DHN 45 bertema "Meningkatkan Soliditas Organisasi Dalam Rangka Pembudayaan Pancasila", Kamis (7/3) di gedung Juang Jakarta Pusat.
 
Rapimnas dihadiri pimpinan DHD 45 dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut mantan Wapres RI, situasi nasional saat ini menunjukkan eskalasi politik yang meningkat, terutama gencarnya parpol dalam menyongsong Pemilu 2014.

Sayangnya, dalam pandangan Try Sutrisno, konsolidasi Parpol yang tidak berhasil akan berdampak pada proses Pemilu 2014. Apalagi ditambah dengan kurang matangnya persiapan KPU dan Bawaslu. Sementara itu banyaknya parpol yg tidak lolos verifikasi, dikhawatirkan menurunkan partisipasi masyarakat terhadap Pemilu 2014.

"Jika situasi ini tidak ditangani secara cepat dan tepat, dikhawatirkan situasi nasional makin memburuk yang dapat dimanfaatkan kelompok tertentu untuk mendiskreditkan pemerintah," tegas Try Sutrisno.

Oleh karenanya, dia meminta DHN 45 bersama komponen bangsa lainnya untuk menciptakan iklim kondusif dalam Pemilu 2014.

Sementara itu, Ketua Umum DHN 45, Jend (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan Pemilu 2014 merupakan momentum untuk melakukan perubahan, ditengah kondisi nasional yang carut marut.  Namun demikian, kalau dalam Pemilu nanti ternyata terpilih orang-orang yang tidak Pancasilais dan tidak mendukung UUD45, maka pelaksana Pemilu itu dinilai belum baik.

“Oleh karena itu tetap perlu dilakukan penyelamatan negara," cetus mantan KSAD ini.

Atas kondisi bangsa yang carut marut ini, Jend (Purn) Tyasno menegaskan, kunci solusi persoalan bangsa ada dua yaitu sistem dan pelaksananya.

"Sistem harus kembali ke UUD 45, tetapi itu tidak cukup, pelaksana-harusnya harus baik," pungkasnya.

Kehadiran Jend (Purn) Try Sutrisno dan Jend (Purn) Widjojo Sujono sebagai sesepuh TNI, membuktikan bahwa organisasi DHN 45 dibawah kepemimpinan Jend (Purn) Tyasno Sudarto , sah dan legal sesuai dengan hasil Munas di Jakarta beberapa waktu lalu. Sejumlah DHD yang tidak puas atas hasil Munas, dikabarkan menggelar Munaslub, namun gagal karena mayoritas DHD 45 masih loyal dan mendukung kepemimpinan Jend Tyasno. (Rilis InfokomDHN45)

Try Sutrisno Minta DHN Sukseskan Pemilu 2014

JAKARTA, Indowarta.co   -
   Ketua Dewan Kehormatan DHN 45, Jend (Purn) Try Sutrisno meminta Dewan Harian Nasional (DHN) 45 dan jajaran didaerah, untuk membantu aparat keamanan dalam menciptakan suasana kondusif demi mendukung suksesnya Pemilu 2014.

Demikian disampaikan Try Sutrisno ketika memberi sambutan pada Rapimnas DHN 45 bertema "Meningkatkan Soliditas Organisasi Dalam Rangka Pembudayaan Pancasila", Kamis (7/3) di gedung Juang Jakarta Pusat.
 
Rapimnas dihadiri pimpinan DHD 45 dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut mantan Wapres RI, situasi nasional saat ini menunjukkan eskalasi politik yang meningkat, terutama gencarnya parpol dalam menyongsong Pemilu 2014.

Sayangnya, dalam pandangan Try Sutrisno, konsolidasi Parpol yang tidak berhasil akan berdampak pada proses Pemilu 2014. Apalagi ditambah dengan kurang matangnya persiapan KPU dan Bawaslu. Sementara itu banyaknya parpol yg tidak lolos verifikasi, dikhawatirkan menurunkan partisipasi masyarakat terhadap Pemilu 2014.

"Jika situasi ini tidak ditangani secara cepat dan tepat, dikhawatirkan situasi nasional makin memburuk yang dapat dimanfaatkan kelompok tertentu untuk mendiskreditkan pemerintah," tegas Try Sutrisno.

Oleh karenanya, dia meminta DHN 45 bersama komponen bangsa lainnya untuk menciptakan iklim kondusif dalam Pemilu 2014.

Sementara itu, Ketua Umum DHN 45, Jend (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan Pemilu 2014 merupakan momentum untuk melakukan perubahan, ditengah kondisi nasional yang carut marut.  Namun demikian, kalau dalam Pemilu nanti ternyata terpilih orang-orang yang tidak Pancasilais dan tidak mendukung UUD45, maka pelaksana Pemilu itu dinilai belum baik.

“Oleh karena itu tetap perlu dilakukan penyelamatan negara," cetus mantan KSAD ini.

Atas kondisi bangsa yang carut marut ini, Jend (Purn) Tyasno menegaskan, kunci solusi persoalan bangsa ada dua yaitu sistem dan pelaksananya.

"Sistem harus kembali ke UUD 45, tetapi itu tidak cukup, pelaksana-harusnya harus baik," pungkasnya.

Kehadiran Jend (Purn) Try Sutrisno dan Jend (Purn) Widjojo Sujono sebagai sesepuh TNI, membuktikan bahwa organisasi DHN 45 dibawah kepemimpinan Jend (Purn) Tyasno Sudarto , sah dan legal sesuai dengan hasil Munas di Jakarta beberapa waktu lalu. Sejumlah DHD yang tidak puas atas hasil Munas, dikabarkan menggelar Munaslub, namun gagal karena mayoritas DHD 45 masih loyal dan mendukung kepemimpinan Jend Tyasno. (Rilis InfokomDHN45)

MUSYAWARAH NASIONAL ke XIII DEWAN HARIAN NASIONAL BADAN PEMBUDAYAAN KEJUANGAN 45

Posted by aktualitaindonesia in Uncategorized.
trackback

MUSYAWARAH  NASIONAL  ke XIII   

DEWAN HARIAN NASIONAL 

BADAN PEMBUDAYAAN KEJUANGAN 45

UTAMAKAN PEMBUDAYAAN BERDASARKAN

NILAI-NILAI KEJUANGAN 45 

Gedung Joang 45

Jakarta, AktualitaIndonesiaWordPress

MERDEKA !

Dewan Harian Nasional 45 merupakan Organisasi Badan Pembudayaan KEJUANGAN 45 – sebagai salah satu Organisasi yang tujuannya adalah melestarikan dan mengembangkan Jatidiri Bangsa kepada seluruh lapisan masyarakat dalam semua aspek kehidupan. Organisasi kejuangan ini – pada awalnya merupakan wadah Pejuang Kemerdekaan yang bertekad untuk tetap bersatu guna mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia. Organisasi Kejuangan 45 ini dibentuk pada tanggal 20 Maret 1960  dengan sebutan nama ANGKATAN 45.

“Maka kini, Angkatan 45 – telah melakukan proses regrenasi untuk mempertahankan Visi dan Misi sesuai dengan keinginan generasi angkatan 45, maka wadah Angkatan 45 diisi oleh Generasi penerus, sehingga organisasi telah melakukan metamorfosis menjadi “Badan Pembudayaan Kejuangan 45″, tutur Jend (Purn) Tyasno Sudarto, Pelaksana harian DHN 45.
 
Musyawaranh Nasional Dewan Harian Nasional,  adalah pemegang kekuasaan tertingi organisasi. Merupakan hajat rutin DHN yang ke 13, yang dihadiri oleh pimpinan DHD 45 tingkat Provinsi, ada 30 Provinsi dari Sumatera hingga Papua, berati seluruh Indonesia. Munas DHN 45 kali ini merupakan momentum sejarah yang penting, mengingat “candi negara bangsa” yang berpondasikan Pancasila, dengan struktur konstruksi UUD 45 dalam kondisi yang tercerai berai.

Musyawarah Nasional le 13 Dewan Harian Nasional 45 – berlangsung dari tanggal 18 – 31 Maret 2012. Tempat di Auditorium Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya 31 Jakarta Pusat. Munas DHN 45 ke 13 diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai Dewan Harian Daerah Provinsi seluruh Indonesia. Merupakan kegiatan yang strategis guna  menuju kearah Pemugaran Negara dan Bangsa untuk dikembalikan ke bentuk aslinya yaitu, Landasan Dasar Negara Republik Indonesia, Pancasila dan UUD 45 yang asli, bukan hasil amandemen 2002. Ini dikatakan oleh Tjipto Sukardhono, sebagai Ketua Panitya Munas DHN 45 ke 13 – tahun 2012.
 
 Tema Munas DHN 45 ke 13 tahun 2012 ialah: “Dengan Jiwa Semangat Dan Nilai-Nilai Kejuangan 45, Mari Kita Pugar Kembali Negara Bangsa Demi Untuk Menyelamatkannya”
   
Tujuan dari Musyawarah Nasional DHN 45 ke 13 – yang nantinya menjadi rekumendasi hasil Munas, ialah: Mengupayakan agar DHN 45/DHD 45/DHC 454/DHR 45 menjadi lembaga yang dipercaya oleh masyarakat atas integritas dan kredibelitasnya untuk menjaga keutuhan NKRI. Menjaga tradisi agar DHN 45/DHD 45/DHC 45/ DHR 45 tidak akan terkontaminasi  oleh kepentingan individu, kelompok maupun golongan.

Munas juga mempunyai agenda sidang-sidang selain membenahi dan menata AD/ART Organisasi. Mengupayakan agar DHN 45/DHD45/DHC 45 dan DHR 45  menjadi lembaga yang dapat mempengaruhi semua pihak atas dasar kualitas sumbangan pemikiran, guna menunjang pembangunan nasional maupun pembangunan daerah sambil berperan serta menjaga keutuhan NKRI dimasa era globalisasi. Mempertahankan dan membela dengan sumpah hati nurani masing-masing warga negara Indsonesia terhadap keberlangsungan hidup Negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan landasan falsafah kehidupan Bangsa, Pancasila serta akta kelahirannya yaitu UUD 1945 (Asli).

Melaksanakan Amanah Sesepuh Bangsa yang tertuang dalam hasil Mubenas VII Angkatan 45 pada tanggal 17 Agustus 1984, kkususnya menyangkut Nilai-nilai Dasar dari Jiwa Semangat dan Nilai-nilai Kejuangan 45, yaitu: Semua nilai terdapat dalam setiap sila dari Pancasila. Semua nilai yang terdapat dalam Proklamasi 17 Agustus 1945. Semua nilai yang terdapat dalam UUD 45 , baik dalam Pembukaan, Batang Tubuh maupun Penjelasannya. Semoga Allah SWT, berkenaan untuk mengembalikan kesadaran akan landasan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45 (Asli). Agar Negara dan Bangsa Indonesia tidak semakin terpuruk seperti saat ini,  Amin.#(Kemalsyah)